GRESIK,(metropantura.com) - Untuk lebih memperkenalkan produk kuliner tradional Gresik ke kancah Nasional, Pemerintah Kabupaten Gresik akan menyelenggarakan lomba masakan Bandeng Kropok khas Gresik.
Pada lomba yang diselenggarakan untuk pertama kalinya ini, Panitia mentargetkan peserta sebanyak 50 (lima puluh) peserta beregu. “Pada lomba kali ini yang akan dilaksanakan di Gelora Joko Samudro pada Minggu, 30 Oktober 2016. Kami akan mempertandingkan peserta dari kelompok perwakilan kecamatan se Kabupaten Gresik dengan kelompok peserta dari Perhotelan, rumah makan dan restoran yang ada di Gresik,” ujar Kabag Humas Suyono di kantornya, Jum’at (21/10/2016).
Dipilihnya menu bandeng kropok khas Gresik, menurut Suyono karena olahan masakan pesisir ini sangat lekat dengan produk unggulan Gresik yaitu ikan bandeng. Saat ini lahan perikanan di Gresik mencapai 32 ribu hektar dengan perhitungan 79 ribu ton pertahun untuk hasil budidaya perikanan (tambak).“Dari jumlah tersebut, komoditi terbesar adalah produk ikan bandeng. Jadi lomba ini murni untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat” tambah Suyono.
Tampaknya lomba ini bakal menarik, karena beberapa peserta akan mengusung beberapa kearifan tradisional setempat. Bandeng kropok khas Gresik yang berbumbu petis berwarna hitam akan diramu dengan berbagai cara khas masing-masing. Peserta dari Kecamatan Ujungpangkah misalnya. Selain mengandalkan petis ujungpangkah yang lezat, kelompok mereka akan membakar bandeng dengan menggunakan kayu api-api. Hal ini dikemukakan oleh Hanif saat technical meeting yang berlangsung di Ruang Graita Eka Praja.
“Kami akan membawa kayu dari pohon api-api yang tumbuh dipesisir pantai Ujungpangkah,” tambah Hanif yang mewakili kelompoknya. Hal ini berbeda dengan kelompok peserta dari Kecamatan Wringinanom. Dia mengaku akan membawa areng batok khusus dari Wringinanom. “Kami akan membakar bandeng dengan arang batok yang sudah kami olah sebelumnya,” ujar Siti wakil dari kelompok Wringinanom sesumbar seakan tak ingin kalah dengan kelompok Ujungpangkah.
Tentu saja keadaan membuat kesemarakan acara tehnikal meeting yang diikuti oleh peserta. “Kalau kami akan mengolah bandeng kropok sesuai resep yang ada di rumah makan kami. Kami yakin bandeng olahan kami akan menag, karena selama ini banyak konsumen yang puas dengan bandeng kropok yang ada di resto kami” ujar salah seorang peserta wakil dari rumah makan terkenal di Gresik.
Sementara Kabag administrasi Perekonomian selaku Sekretaris panitia, Malahatul Fardah mengatakan pendaftaran sudah mulai dilaksanakan saat ini. “Kami akan menutup pendaftaran apabila target peserta sudah terpenuhi. Pendaftaran akan kami tutup pada empat hari sebelum lomba dilaksanakan. Pihaknya akan menilai dari sisi rasa dengan bobot nilai lima puluh persen, penyajian dua puluh lima persen, kekompakan lima belas persen dan kostum sepuluh persen” jelasnya.
Lomba ini akan memperebutkan juara 1, 2 dan 3 dengan hadiah berupa piala, piagam yang ditandatangani Bupati Gresik serta uang pembinaan. “Rencananya kegiatan ini akan dijadikan agenda rutin yang akan dilaksanakan setiap tahun sekali” ungkap Fardah.
Dipilihnya menu bandeng kropok khas Gresik, menurut Suyono karena olahan masakan pesisir ini sangat lekat dengan produk unggulan Gresik yaitu ikan bandeng. Saat ini lahan perikanan di Gresik mencapai 32 ribu hektar dengan perhitungan 79 ribu ton pertahun untuk hasil budidaya perikanan (tambak).“Dari jumlah tersebut, komoditi terbesar adalah produk ikan bandeng. Jadi lomba ini murni untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat” tambah Suyono.
Tampaknya lomba ini bakal menarik, karena beberapa peserta akan mengusung beberapa kearifan tradisional setempat. Bandeng kropok khas Gresik yang berbumbu petis berwarna hitam akan diramu dengan berbagai cara khas masing-masing. Peserta dari Kecamatan Ujungpangkah misalnya. Selain mengandalkan petis ujungpangkah yang lezat, kelompok mereka akan membakar bandeng dengan menggunakan kayu api-api. Hal ini dikemukakan oleh Hanif saat technical meeting yang berlangsung di Ruang Graita Eka Praja.
“Kami akan membawa kayu dari pohon api-api yang tumbuh dipesisir pantai Ujungpangkah,” tambah Hanif yang mewakili kelompoknya. Hal ini berbeda dengan kelompok peserta dari Kecamatan Wringinanom. Dia mengaku akan membawa areng batok khusus dari Wringinanom. “Kami akan membakar bandeng dengan arang batok yang sudah kami olah sebelumnya,” ujar Siti wakil dari kelompok Wringinanom sesumbar seakan tak ingin kalah dengan kelompok Ujungpangkah.
Tentu saja keadaan membuat kesemarakan acara tehnikal meeting yang diikuti oleh peserta. “Kalau kami akan mengolah bandeng kropok sesuai resep yang ada di rumah makan kami. Kami yakin bandeng olahan kami akan menag, karena selama ini banyak konsumen yang puas dengan bandeng kropok yang ada di resto kami” ujar salah seorang peserta wakil dari rumah makan terkenal di Gresik.
Sementara Kabag administrasi Perekonomian selaku Sekretaris panitia, Malahatul Fardah mengatakan pendaftaran sudah mulai dilaksanakan saat ini. “Kami akan menutup pendaftaran apabila target peserta sudah terpenuhi. Pendaftaran akan kami tutup pada empat hari sebelum lomba dilaksanakan. Pihaknya akan menilai dari sisi rasa dengan bobot nilai lima puluh persen, penyajian dua puluh lima persen, kekompakan lima belas persen dan kostum sepuluh persen” jelasnya.
Lomba ini akan memperebutkan juara 1, 2 dan 3 dengan hadiah berupa piala, piagam yang ditandatangani Bupati Gresik serta uang pembinaan. “Rencananya kegiatan ini akan dijadikan agenda rutin yang akan dilaksanakan setiap tahun sekali” ungkap Fardah.
Penulis : *
Editor : M Arief Budiman