BOJONEGORO,(metropantura.com) - Walaupun hanya merupakan limbah dari kertas koran, namun bagi seorang Arifin (28) warga Desa Payaman Rt 12/2,Kecamatan Ngraho itu lewat tangan dinginnya limbah koran bekas itu Ia rubah menjadi aneka miniatur berupa vespa, motor sport,sepeda angin, motor CB,becak bahkan kapal laut yang berukuran besar.
Pria kelahiran Bojonegoro 16 April 1988 silam ini telah lama menekuni pembuatan miniatur aneka kendaraan dari kertas koran bekas, sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama dirinya memang sudah tertarik dengan aneka kerajinan tangan.
Arifin mengakui bahwa dia belajar membuat aneka miniatur ini secara otodidak,dari melihat kertas koran yang tak termanfaatkan dirinya tergerak membuat aneka kerajinan.
Sebenarnya dirinya sudah lima tahun yang lalu bisa membuat aneka miniatur,namun hanya satu atau dua yang memesan.itupun belum tentu setiap waktu ada yang memesan.
Akhirnya bapak satu putri itu berhenti dan memilih membuat aneka kerajinan dari bambu seperti sangkar burung atau lampu hias dari bambu. "Sepinya permintaan akhirnya saya tak meneruskan usaha membuat sangkar."Ujarnya.
Selang 3 bulan yang lalu Arifin memulai lagi menekuni membuat miniatur aneka kendaraan dari limbah koran.
Hal tersebut menurut Arifin berkat dorongan dari salah seorang teman yang mengajaknya untuk mengenalkan produknya melalui media sosial.
Menurut Arifin bahwa beberapa waktu lalu mirota sempat memesan miniatur namun kemasan menjadi salah satu kendala dalam karyanya. "Mereka menginginkan agar dikemas dalam mika atau akrilik. "Tambahnya.
Setelah karyanya ditawarkan melalui medsos dan kini dirinya tengah memenuhi permintaan salah satu media belanja on line berskala nasional yang memesan 25 miniatur motor CB dan Vespa.
Arifin menambahkan jika hasil karyanya dipatok relatif sangat terjangkau,harga tersebut yang termurah mulai 25 ribu rupiah sampai 300 ribu rupiah, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan pembuatannya.
Yang menarik dalam karya Arifin, adalah setiap pengerjaan miniatur dikerjakan dengan begitu detail dan bisa dikatakan limited edition karena setiap miniatur meski secara umum hampir sama namun berbeda disetiap detailnya.
Arifin sangat berharap adanya pihak- pihak yang mau membantu usahanya mulai dari pemasaran ataupun membantu memberi pelatihan sehingga produknya makin meningkat kwalitasnya.
Sementara peralatan yang digunakan memang sederhana hanya gunting,lem,lidi dan koran bekas.Namun dalam pekerjaannya membutuhkan konsentrasi dan ketelitian apalagi yang dibuat adalah miniatur.
Menurut Arifin dalam membuat setiap kerajinan ini mengalir begitu saja tanpa harus melihat referensi atau melihat gambar.
"Pokoknya mengalir dan selalu saya bayangkan di kepala sembari tangan membentuk,"tuturnya.
Di rumah bercat kuning dan kombinasi hijau itu, merupakan sanggar dan untuk menggantungkan hidupnya itu, Arifin berharap agar usahanya tetap lancar memohon bantuan kepada pihak terkait supaya karya-karyanya dikenal oleh masyarakat luas.
" Saya juga berharap Bapak Bupati ikut menawarkan karya saya, "Ujar Arifin dengan polos
Penulis : Sandi Suswondo
Editor : M Arief Budiman
Pria kelahiran Bojonegoro 16 April 1988 silam ini telah lama menekuni pembuatan miniatur aneka kendaraan dari kertas koran bekas, sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama dirinya memang sudah tertarik dengan aneka kerajinan tangan.
Arifin mengakui bahwa dia belajar membuat aneka miniatur ini secara otodidak,dari melihat kertas koran yang tak termanfaatkan dirinya tergerak membuat aneka kerajinan.
Sebenarnya dirinya sudah lima tahun yang lalu bisa membuat aneka miniatur,namun hanya satu atau dua yang memesan.itupun belum tentu setiap waktu ada yang memesan.
Akhirnya bapak satu putri itu berhenti dan memilih membuat aneka kerajinan dari bambu seperti sangkar burung atau lampu hias dari bambu. "Sepinya permintaan akhirnya saya tak meneruskan usaha membuat sangkar."Ujarnya.
Selang 3 bulan yang lalu Arifin memulai lagi menekuni membuat miniatur aneka kendaraan dari limbah koran.
Hal tersebut menurut Arifin berkat dorongan dari salah seorang teman yang mengajaknya untuk mengenalkan produknya melalui media sosial.
Menurut Arifin bahwa beberapa waktu lalu mirota sempat memesan miniatur namun kemasan menjadi salah satu kendala dalam karyanya. "Mereka menginginkan agar dikemas dalam mika atau akrilik. "Tambahnya.
Setelah karyanya ditawarkan melalui medsos dan kini dirinya tengah memenuhi permintaan salah satu media belanja on line berskala nasional yang memesan 25 miniatur motor CB dan Vespa.
Arifin menambahkan jika hasil karyanya dipatok relatif sangat terjangkau,harga tersebut yang termurah mulai 25 ribu rupiah sampai 300 ribu rupiah, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan pembuatannya.
Yang menarik dalam karya Arifin, adalah setiap pengerjaan miniatur dikerjakan dengan begitu detail dan bisa dikatakan limited edition karena setiap miniatur meski secara umum hampir sama namun berbeda disetiap detailnya.
Arifin sangat berharap adanya pihak- pihak yang mau membantu usahanya mulai dari pemasaran ataupun membantu memberi pelatihan sehingga produknya makin meningkat kwalitasnya.
Sementara peralatan yang digunakan memang sederhana hanya gunting,lem,lidi dan koran bekas.Namun dalam pekerjaannya membutuhkan konsentrasi dan ketelitian apalagi yang dibuat adalah miniatur.
Menurut Arifin dalam membuat setiap kerajinan ini mengalir begitu saja tanpa harus melihat referensi atau melihat gambar.
"Pokoknya mengalir dan selalu saya bayangkan di kepala sembari tangan membentuk,"tuturnya.
Di rumah bercat kuning dan kombinasi hijau itu, merupakan sanggar dan untuk menggantungkan hidupnya itu, Arifin berharap agar usahanya tetap lancar memohon bantuan kepada pihak terkait supaya karya-karyanya dikenal oleh masyarakat luas.
" Saya juga berharap Bapak Bupati ikut menawarkan karya saya, "Ujar Arifin dengan polos
Penulis : Sandi Suswondo
Editor : M Arief Budiman