×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kasus Asusila Di Gresik Semakin Meningkat

Rabu, 14 Desember 2016 | 13.33.00 WIB | 0 Views Last Updated 2016-12-14T06:33:42Z
GRESIK,(metropantura.com) - Kasus pencabulan serta persetubuhan yang melibatkan anak di bawah umur masih cukup tinggi terjadi di Wilayah Kabupaten Gresik, Data di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polres Gresik, dua kasus tersebut akhir-akhir ini menjadi yang paling dominan.

Pencabulan yang tercatat selama tahun 2016 hingga Desember ini, sudah 6 kasus yang ditangani unit PPA. Sementara persetubuhan, angkanya cukup tinggi, 10 kasus sudah masuk di data kepolisian yang menangani kasus tentang perempuan dan anak itu. Sementara sepanjang tahun 2015, kasus pencabulan 3 kasus. Sedangkan kasus persetubuhan ada 9 kasus.

Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Heru Dwi Punomo, mengatakan para pelaku rata-rata adalah orang dekat. "Ini banyak faktor yang mempengaruhi," kata Heru di Mapolres Gresik, Rabu (14/12/2016).

Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah kemajuan teknologi. Sebab anak-anak sekarang sudah dengan mudah mengakses internet. Seharusnya orangtua bisa mengawasi," imbuhnya.

Selain itu, Dia juga menjelaskan, semakin tinggi angka pelecehan seksual anak di bawah umur tak hanya karena perkembangan teknologi. Perkembangan pergaulan anak juga menjadi salah satu faktor. Dia juga mengatakan, pola pergaulan anak sekarang jelas berbeda dengan sepuluh tahun lalu.

Oleh karena itu, pekerjaan rumah orang tua yang mesti turut mengikuti perkembangan pergaulan tersebut. "Tak perlu ikut-ikutan, hanya mengikuti perkembangan sudah cukup," ucapnya. Dia mengatakan, dengan begitu terbentuk pola komunikasi dua arah. Sehingga ruang kosong antar-usia yang berbeda bisa diminimalisasi.

"Sekarang banyak orangtua bukannya membuka komunikasi terhadap anak malah melarang ini dan itu," ujarnya. Dengan tak terbukanya komunikasi antara anak dengan orangtua, maka sang anak bakal mencari komunitas dengan pola komunikasi yang mereka senangi.

Tidak hanya orangtua, Dia juga berharap kepada seluruh instansi pendidikan agar memberi wawasan kepada murid-muridnya tentang baik-buruk dan bahaya melakukan hal tersebut.

"Dalam hal ini, guru-guru sebagai asisten orangtua juga harus berperan aktif melakukan pendekatan, pengawasan, pendidikan bahaya sex hingga teguran bila melihat siswa-siswinya bertingkah tak sewajarnya, supaya kasus-kasus serupa dapat diminimalisir bahakan jangan sampai terulang lagi," pungkasnya.

Penulis  : Ali Sodikin/Yudi Handoyo
Editor  : M Arief Budiman
×
Berita Terbaru Update