LAMONGAN, (metropantura.com) - Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (KOPRI) PC PMII LAMONGAN mengadakan kaderisasi formal Sekolah Islam Gender (SIG). Kegiatan ini diadakan kemarin selama 3 hari mulai dari tanggal 26-28 Januari 2017 .Minggu(29/1)
Kegiatan ini di ikuti oleh pewakilan dari seluruh Anggota Komisariat Cabang PMII Lamongan serta delegasi dari PMII Cabang luar Lamongan.
Kegiatan SIG (Sekolah Islam Gender) ini dilaksanakan di pondok pesantren Sunan Drajat Lamongan, dengan peserta 40 orang.
Dalam sambutannya ketua panitia Uzli (23) mengatakan kegiatan Sekolah Islam Gender (SIG) merupakan kaderisasi formal yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peran laki-laki dan perempuan tanpa adanya bias gender, dan terciptanya kader PMII yang militan.
"Sekolah islam gender yg bertemakan Eksistensi kader PMII tanpa Bias Gender ini dalam orientasinya ke eksistensian seorang kader PMII sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas kader militan tanpa harus membeda-bedakan gender seorang kader, dalam hal ini setiap kader memiliki peran dan posisi yang sama dalam organisasi, tanpa ada sikap berpihak pada laki-laki atau perempuan" Ujar Uzli
Ketua KOPRI PC PMII LAMONGAN Syahrul Ulum menambahkan bahwa Sekolah Islam Gender ini adalah merupakan kegiatan yang pertama kali di laksanakan oleh KOPRI sebagai jenjang kaderisasi formal pertama sebelum kadersasi formal selanjutnya yakni SKK dan SKKN.
Pemateri Sekolah Islam Gender (SIG) ini di isi oleh Wardatul Karimah (alumni ketua PC PMII LAMONGAN), Laalik Helmiyati( Alumni PMII 1998 ), Nafisatul Qodsiyah (ketua KOPRI PKC JAWATIMUR ) , Ahmd Hanif Fahriddin (alumni PMII LAMONGAN, Liazul Kholifah (bidang kaderisasi KOPRI PB PMII), Ibu Indahwan suci ning ati (advokat Perempuan lamongan). dan Whidi (alumni PMII LAMONGAN).
Sekolah Islam Gender yang di adakan PC PMII Lamongan ini mendapatkan apresiasi dari pengasuh pondok Sunan Drajat KH. Abdul Ghofur.
"Saya sangat mengapresiasi ketika ada perempuan-perempuan muda yang mau mengabdikan diri untuk meneruskan cita-cita pendiri Nahdlotul Ulama, semoga kalian mendapatkan barokah dan kalian termasuk dalam orang-orang yang beruntung, ungkap KH. Abdul Ghofur pengasuh Pondok Pesanren Sunan Drajat.
Penulis : Imam
"Sekolah islam gender yg bertemakan Eksistensi kader PMII tanpa Bias Gender ini dalam orientasinya ke eksistensian seorang kader PMII sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas kader militan tanpa harus membeda-bedakan gender seorang kader, dalam hal ini setiap kader memiliki peran dan posisi yang sama dalam organisasi, tanpa ada sikap berpihak pada laki-laki atau perempuan" Ujar Uzli
Ketua KOPRI PC PMII LAMONGAN Syahrul Ulum menambahkan bahwa Sekolah Islam Gender ini adalah merupakan kegiatan yang pertama kali di laksanakan oleh KOPRI sebagai jenjang kaderisasi formal pertama sebelum kadersasi formal selanjutnya yakni SKK dan SKKN.
Pemateri Sekolah Islam Gender (SIG) ini di isi oleh Wardatul Karimah (alumni ketua PC PMII LAMONGAN), Laalik Helmiyati( Alumni PMII 1998 ), Nafisatul Qodsiyah (ketua KOPRI PKC JAWATIMUR ) , Ahmd Hanif Fahriddin (alumni PMII LAMONGAN, Liazul Kholifah (bidang kaderisasi KOPRI PB PMII), Ibu Indahwan suci ning ati (advokat Perempuan lamongan). dan Whidi (alumni PMII LAMONGAN).
Sekolah Islam Gender yang di adakan PC PMII Lamongan ini mendapatkan apresiasi dari pengasuh pondok Sunan Drajat KH. Abdul Ghofur.
"Saya sangat mengapresiasi ketika ada perempuan-perempuan muda yang mau mengabdikan diri untuk meneruskan cita-cita pendiri Nahdlotul Ulama, semoga kalian mendapatkan barokah dan kalian termasuk dalam orang-orang yang beruntung, ungkap KH. Abdul Ghofur pengasuh Pondok Pesanren Sunan Drajat.
Penulis : Imam
Editor : M Arief Budiman