GRESIK, (metropantura.com) - Prodi Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) menggelar workshop bertaraf internasional yang bertempat di Hall Sang Surya Gedung Universitas Muhammadiyah Gresik yang bertajub International Field Workshop dengan mengusung tema ‘Empowering Bambara Groundnut Farmers For Sustainable Agriculture And Food Security’ dan dibuka secara langsung oleh Bupati Gresik Dr. H. Sambari Halim Radianto, Rabu (12/04).
Workshop yang diikuti ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, civitas akademik dari sejumlah universitas di Jawa Timur serta sejumlah perwakilan perusahaan tersebut membahas teknologi pertanian terhadap kacang Bambara serta manfaat kacang Bambara yang dapat dikembangkan sebagai bahan pangan alternative potensial yang siap mendampingi kacang tanah dan kedelai
Hadir sejumlah narasumber diantaranya adalah Dr. Prakit Somta dari Kasesart University Thailand, Mohammed Drawel dari University of Tripoli, Mohammed Khairul Izwan dari Crops For the Future Research Center (CFFRC) Malaysia, Akira Kikuchi dari Hiroshima University Jepang, Prof. Dr. Kuswanto Underutilized Crop Research Center (UCRC) Universitas Brawijaya Malang serta Ir. Endah Sri Redjeki dari Bambara Groundnut Research Center (BGRC) Universitas Muhammadiyah Gresik.
Bupati Gresik Dr. H. Sambari Halim Radianto selaku pemerintah daerah mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Prodi Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik tersebut.
“Pasalnya, Universitas Muhammadiyah Gresik adalah satu-satunya Perguruan Tinggi di Gresik yang menyelenggarakan workshopbertaraf Internasional. Kami selaku pemerintah daerah berharap, workshop semacam ini dapat dijadikan contoh guna memperluas wawasan terhadap mahasiswa ataupun masyarakat,” kata Bupati Sambari.
Menurut Bupati, kabupaten Gresik dikenal sebagai daerah industry yang banyak didatangi oleh para investor. Namun disisi lain, kabupaten Gresik selalu beroptimis swasembada pangan melalui kegiatan-kegiatan pertanian.
“Sektor pertanian terbukti masih sangat signifikan di kabupaten Gresik terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Saat ini Gresik mempunyai lahan pertanian seluas 68 ribu hektar dengan system pertanian yang diterapkan sehingga mampu panen sebanyak tiga kali dalam setahun,” kata Bupati.
Selain itu, Bupati Sambari juga mengatakan bahwa upaya pemerintah kabupaten (pemkab) Gresik dalam pengingkatan perekonomian masyarakat Gresik dibidang pertanian adalah dibangunnya Bendung Gerak Sembayat (BGS).
Diantaranya daya tamping Long Storage-nya bisa untuk penyediaan air baku sebesar 10 juta meter kubik. Air baku tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk irigasi seluas 800 hektar, irigasi pompa 3.569 hektar.
Sementara itu, salah satu narasumber yakni Prof. Dr. Kuswanto mengatakan bahwaBambara Groundnut memiliki nama yang berbaur dengan budaya lokal seperti kacang bogor, kacang tanah, kacang menak dan kacang bogor. Penanaman dan penyebarannya terdapat diberbagai wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, peran peneliti dan pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini.
“Dalam panennya, produktifitas dari kacang Bambara dapat menghasilkan lima hingga tujuh ton perhektar. Dimana satu kilogram dapat menghasilkan kurang lebih 100 kilogram,” kata Kuswanto.
Rendahnya harga penjualan dan area penanaman, menurut Kuswanto menjadi permasalahan yang harus dipahami. Karena kedepannya kacang tersebut sangat berpotensi menjadi sumber pengan local dan dapat dikembangkan agar hasilnya tinggi dengan jangka panen yang cepat.
Rektor UMG Prof. Dr. Setyo Budi berharap kepada para peserta khsusnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik agarworkshop tersebut diikuti dengan baik sehingga mampu menambah wawasan para peserta workshopsehingga mampu menerapkan apa yang disampaikan oleh narasumber.
Workshop yang diikuti ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, civitas akademik dari sejumlah universitas di Jawa Timur serta sejumlah perwakilan perusahaan tersebut membahas teknologi pertanian terhadap kacang Bambara serta manfaat kacang Bambara yang dapat dikembangkan sebagai bahan pangan alternative potensial yang siap mendampingi kacang tanah dan kedelai
Hadir sejumlah narasumber diantaranya adalah Dr. Prakit Somta dari Kasesart University Thailand, Mohammed Drawel dari University of Tripoli, Mohammed Khairul Izwan dari Crops For the Future Research Center (CFFRC) Malaysia, Akira Kikuchi dari Hiroshima University Jepang, Prof. Dr. Kuswanto Underutilized Crop Research Center (UCRC) Universitas Brawijaya Malang serta Ir. Endah Sri Redjeki dari Bambara Groundnut Research Center (BGRC) Universitas Muhammadiyah Gresik.
Bupati Gresik Dr. H. Sambari Halim Radianto selaku pemerintah daerah mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Prodi Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik tersebut.
“Pasalnya, Universitas Muhammadiyah Gresik adalah satu-satunya Perguruan Tinggi di Gresik yang menyelenggarakan workshopbertaraf Internasional. Kami selaku pemerintah daerah berharap, workshop semacam ini dapat dijadikan contoh guna memperluas wawasan terhadap mahasiswa ataupun masyarakat,” kata Bupati Sambari.
Menurut Bupati, kabupaten Gresik dikenal sebagai daerah industry yang banyak didatangi oleh para investor. Namun disisi lain, kabupaten Gresik selalu beroptimis swasembada pangan melalui kegiatan-kegiatan pertanian.
“Sektor pertanian terbukti masih sangat signifikan di kabupaten Gresik terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Saat ini Gresik mempunyai lahan pertanian seluas 68 ribu hektar dengan system pertanian yang diterapkan sehingga mampu panen sebanyak tiga kali dalam setahun,” kata Bupati.
Selain itu, Bupati Sambari juga mengatakan bahwa upaya pemerintah kabupaten (pemkab) Gresik dalam pengingkatan perekonomian masyarakat Gresik dibidang pertanian adalah dibangunnya Bendung Gerak Sembayat (BGS).
Diantaranya daya tamping Long Storage-nya bisa untuk penyediaan air baku sebesar 10 juta meter kubik. Air baku tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk irigasi seluas 800 hektar, irigasi pompa 3.569 hektar.
Sementara itu, salah satu narasumber yakni Prof. Dr. Kuswanto mengatakan bahwaBambara Groundnut memiliki nama yang berbaur dengan budaya lokal seperti kacang bogor, kacang tanah, kacang menak dan kacang bogor. Penanaman dan penyebarannya terdapat diberbagai wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, peran peneliti dan pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini.
“Dalam panennya, produktifitas dari kacang Bambara dapat menghasilkan lima hingga tujuh ton perhektar. Dimana satu kilogram dapat menghasilkan kurang lebih 100 kilogram,” kata Kuswanto.
Rendahnya harga penjualan dan area penanaman, menurut Kuswanto menjadi permasalahan yang harus dipahami. Karena kedepannya kacang tersebut sangat berpotensi menjadi sumber pengan local dan dapat dikembangkan agar hasilnya tinggi dengan jangka panen yang cepat.
Rektor UMG Prof. Dr. Setyo Budi berharap kepada para peserta khsusnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik agarworkshop tersebut diikuti dengan baik sehingga mampu menambah wawasan para peserta workshopsehingga mampu menerapkan apa yang disampaikan oleh narasumber.
“Kami berharap workshop ini diikuti sebaik mungkin. Bila perlu ajukan pertanyaan-pertanyaan guna menambah wawasan,” ujarnya.
Redaktur : Mochamad S
Reporter : Yudi Handoyo