Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kronologi Lengkap Enam Jenazah Santri Pon-Pes Mambaus Sholihin Gresik

Kamis, 18 Mei 2017 | 21.59.00 WIB | 0 Views Last Updated 2017-05-18T16:15:12Z
GRESIK, (metropantura.com) - Hampir disetiap sekolah selesai melaksanakan kegiatan ujian, rata-rata sibuk mencari aktifitas untuk mengisi liburan. Bentuk hiburan pun berbagai macam kemasannya, ada yang dalam bentuk kunjungan tempat wisata, study tour, dan bisa juga dalam bentuk out bond.

Seperti yang diagendakan Pondok-Pesantren Mambaus Sholihin, Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Setiap akhir tahun, pihaknya melakukan rutinitas sekolah tingkat MTS Sanawiyah dengan acara out bond. Agenda rutinan tersebut diikuti siawa kelas 9 yang sudah melaksanakan ujian.

Out bond dimulai pkl 07.00 wib yang di ikuti sekitar 9 kelas dari A sampai G yang berjumlah 265 siswa. Pembukaan digelar dan dititik pusatkan dihalaman Pon-Pes mambaus sholihin. Acara ini diketuai oleh Ghofur (Guru Mambaus Sholihin).

Namun nasip apes menimpa enam siswa, dalam kegiatan tersebut enam siswa ditemukan dalam kondisi sudah kurang memprihatinkan. Enam santri tersebut tercebur di kubangan air bekas galian C yang tak jauh dari lokasi pondok itu. Dan akhirnya terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik yang akhirnya berujung kematian.

Adapaun kronologis kejadian yaitu:

Pemberangkatan dilakukan setiap kelas secara bergantian dan yang ketepatan berangkat dari kelas C sebanyak 34 siswa dari ponpes mambaus sholihin kemudian sampai di lokasi dan di dampingi oleh pendamping kakak pembinanya yaitu :

1. MOH. HABIBULLOH

2. SUDARSONO

Saat tiba dilokasi bekas galian gunung kapur sekira jam 07.30 wib dan sampai dilokasi di ingatkan oleh kakak pembina jangan bercanda karena berbahaya namun mereka masih bercanda dorong dorongan. Kondisi masih pagi sehingga jalan masih licin karena bercanda akhirnya siswa 4 orang jatuh di kolam bekas kubangan kapur kemudian 2 orang siswa orang mencoba menolong namun ikut tenggelam dikarena tidak bisa berenang.

Selang sekira jam 07.40 wib 4 orang guru (Rofiq, Hadi, Gufron) datang kelokasi untuk membatu siswa yang jatuh di kolam kubangan bekas galian kapur dan semuanya dalam kondisi lemas dan langsung di bawa kerumah sakit Ibnu Sina Bunder namun 6 siswa tidak dapat tertolong meninggal dunia atas nama :

1. Saifuddin Zuhri Subagiyo, Alamat Desa Nglanjuk Kecamatan Cepu Mblora, Jawa Tengah.

2. Sholahuddin Achmad, Alamat Desa Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Surabaya

3. M. Royi Amanullah Rusydi Subagiyo, Alamat Desa Jemur Wonosari Surabaya

4. Ahmad Syafi'i, Alamat Desa Moro Pelang Kecamatan Mbabat Lamongan

5. Ahmad Rohman Nafis, Alamat Desa Moro Krembangan Kecamatan Krembangan Surabaya

6. Yosar Muhammad Ardiyansyah Putra Nafi, Alamat Desa Petiken Kecamatan Driyorejo Gresik

Terkait 6 Jenazah Santri , Wabub Qosim : Saya betul - betul menyesalkan Panitia Out-Bond

Sementara menurut Wabub Qosim, usai mendapat kabar tentang tenggelamnya enam santri tersebut, pihaknya mengaku sangat shock. Sebab, enam santri tersebut, menurutnya saat ini sepatutnya merasa bahagia, karena habis bersusah payah menyelesaikan tugas soal ujian negara.

"Atas nama pemerintah Kabupaten Gresik, saya betul-betul Shok ini ya, yang pertama kita sedang bergembira, karena kegiatan ujian, baik jenjang SLTA, SLTP, maupun SD ini sudah selesai, dan hasilnya menggembirakan kita semua,"terang Wabub Qosim usai melihat enam jenazah di RSUD Ibnu Sina Gresik.

Lebih lanjut Qosim mengatakan, " tau-tau kita mendapat kabar, ada anak-anak kita tercinta calon pemimpin bangsa yang terkena musibah tenggelam, dengan jarak yang tidak terlalu lama dengan kejadian di Ketanen beberapa waktu lalu," lanjut Wabub Qosim

Lebih jauh Qosim mengungkapkan, ini gimana teman- teman dilapangan kok todak mau belajar, dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Jadi atas nama pemerintah kabupateb gresik, Saya betul-betul menyesalkan," Pungkasnya

Senada dengan Wabub Qosim, Kepala BPBD Gresik, Abu Hasan mengatakan, tentu dirinya juga sama merasakan apa yang sedang dirasakan Wakil Bupati Gresik Itu.

"Tentu merasa kaget, menyesal banget, kenapa kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti ini kok tidak mau belajar dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Dulu di Semen, juga ada anak yang terjebur ditelaga, kemaren di Ketanen, anak-anak Pramuka tenggelam bahkan dengan gurunya. Di pemandian pasir putih, Delegan, juga ada," seperti disampaikan Wabub Qosim yang didampingi kepala BPBD Gresik.

Harusnya ketika melakukan outbond atau apapun sebelumnya yang berkaitan dengan tempat-tempat alam terbuka itu perencanaannya harus matang, siapa yang bertanggung jawab lapangan yang akan digunakan ini misalnya berhubungan dengan air ya harus di cek, luasnya berapa kedalamnya berapa sanggup menampung berapa siswa bahkan tingkat kesehatan anak-anak kemapuan mereka berenenang itu juga harus di cek, pelatih harus tahu, kenapa karena ketika berhubungan dengan air keram bisa menyebabkan tenggelam dan lain sebagainya. Pungkasnya.




Redaktur : Mochammad S
Reporter  : Ali Shodiqin
×
Berita Terbaru Update