GRESIK, (metropantura.com) - Wajah Khoirul Rozi terlihat pucat sayu di halaman RS Ibnu Sina Gresik setelah melihat putranya bernama Ahmad Syafi'i terbaring kaku di ruang jenazah. Ahmad menjadi korban tenggelam di telaga bekas galian C Desa Suci Kecamatan Manyar Gresik. Korban meninggal dunia saat mengikuti kegiatan outbond bersama 265 siswa di sekolahnya.
Ahmad Syafi'i adalah salah satu dari enam siswa lainnya yang menjadi korban tenggalam, keenam korban merupakan siswa kelas sembilan MTs Mambaus Sholihin Desa Suci Kecamatan Manyar Gresik.
Bapak korban Khoirul Rozi mengatakan sebelum mendengar kabar peristiwa ini ia sudah berniat ke sekolahan untuk menemui anaknya, "Dari kemarin sudah kami rencanakan berkunjung ke pondok untuk memberi uang bulanan, sampai disini malah meninggalkan kami lebih dulu," ungkap Khoirul kepada metropantura.com, Kamis (18/5/2017).
Khoirul warga asal Desa Moro Pelang Kecamatan Mbabat Lamongan mengaku pasrah atas peristiwa yang telah menimpa keluarganya. Putra yang selama hidupnya dikenal baik patuh dan nurut itu telah pergi untuk selamanya.
"Bagaimanapun ini sudah takdir Yang Maha Kuasa, sedih sudah pasti tapi kami kebalikan kepadaNya," ujarnya sambil berusaha menahan kesedihan.
Sementara itu, Kanit Tipiter Polres Gresik Agung Joko menyampaikan untuk sementara belum bisa menerangkan asal mula peristiwa ini, "Setelah keluarga korban melaporkan, kami akan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Agung di RS Ibnusina Gresik.
Di singgung soal proses pemulangan mayat, ia mengatakan masih menunggu keluarga, "Mayat korban masih dalam autopsi visum luar, untuk autopsi visum dalam menunggu kesepakatan pihak keluaraga dengan pihak Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik," tambahnya.
Redaktur : Mochammad S
Reporter : Yudi Handoyo
Ahmad Syafi'i adalah salah satu dari enam siswa lainnya yang menjadi korban tenggalam, keenam korban merupakan siswa kelas sembilan MTs Mambaus Sholihin Desa Suci Kecamatan Manyar Gresik.
Bapak korban Khoirul Rozi mengatakan sebelum mendengar kabar peristiwa ini ia sudah berniat ke sekolahan untuk menemui anaknya, "Dari kemarin sudah kami rencanakan berkunjung ke pondok untuk memberi uang bulanan, sampai disini malah meninggalkan kami lebih dulu," ungkap Khoirul kepada metropantura.com, Kamis (18/5/2017).
Khoirul warga asal Desa Moro Pelang Kecamatan Mbabat Lamongan mengaku pasrah atas peristiwa yang telah menimpa keluarganya. Putra yang selama hidupnya dikenal baik patuh dan nurut itu telah pergi untuk selamanya.
"Bagaimanapun ini sudah takdir Yang Maha Kuasa, sedih sudah pasti tapi kami kebalikan kepadaNya," ujarnya sambil berusaha menahan kesedihan.
Sementara itu, Kanit Tipiter Polres Gresik Agung Joko menyampaikan untuk sementara belum bisa menerangkan asal mula peristiwa ini, "Setelah keluarga korban melaporkan, kami akan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Agung di RS Ibnusina Gresik.
Di singgung soal proses pemulangan mayat, ia mengatakan masih menunggu keluarga, "Mayat korban masih dalam autopsi visum luar, untuk autopsi visum dalam menunggu kesepakatan pihak keluaraga dengan pihak Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik," tambahnya.
Redaktur : Mochammad S
Reporter : Yudi Handoyo