Gresik, metropantura.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dalam hal kerjasama penelitian bidang semen. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembentukan Indonesia Cement Research Institute (ICRI) dilakukan secara Virtual oleh Direktur Engineering dan Project SIG, Tri Abdisatrijo dengan Direktur Produksi dan Pengembangan Semen Baturaja, Daconi, Kamis (26/11)
Kerjasama dalam ICRI ini meliputi beberapa kegiatan, diantaranya melakukan riset bersama dan bekerjasama dengan lembaga riset lain untuk pengembangan semen, beton, building material serta pengembangan AFR dengan menggunakan fasilitas yang telah dimiliki diantaranya Gedung Pusat Penelitian Semen (PPS) Gresik, Narogong Plant SBI Bogor, Baturaja OKU Sumatera Selatan serta Nathabumi Narogong Bogor.
Direktur Engineering dan Project SIG, Tri Abdisatrijo menyampaikan, pembentukan ICRI ini merupakan implementasi sinergi antara SIG dengan Semen Baturaja dalam upaya meningkatkan riset untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar produsen semen BUMN.
"Riset dan inovasi di dunia Industri sangat penting. Hal ini dapat meningkatkan produksi secara efektif dan efisien, sehingga dapat menjadi pondasi yang kuat dalam dunia persaingan industri yang semakin ketat. Oleh karena itu penggabungan R&D BUMN klaster semen dengan roadmap yang jelas akan dapat semakin memperkuat daya saing untuk peningkatan kontribusi dalam pembangunan negara," katanya.
Direktur Produksi dan Pengembangan Semen Baturaja, Daconi berharap sinergi yang terjalin ini dapat menghasilkan produk inovatif yang menawarkan value lebih kepada pelanggan. Selain itu melalui kerja sama ini dapat meningkatkan efisiensi dan cost leadership juga menjadikan perusahaan kian menjadi ramah lingkungan.
Sementara itu, Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Alex Denni mengatakan, pembentukan ICRI ini merupakan sinergi BUMN dan menjadi komitmen kuat untuk pertumbuhan usaha berkelanjutan.
"Saat ini pola industri telah berubah, fenomena beberapa perusahaan besar tumbuh namun tidak memiliki produk. Kementerian BUMN mendukung inovasi yang dilakukan di perusahaan BUMN, jika tidak melakukan inovasi maka perusahaan tersebut akan terjebak," ujarnya.
Lebih lanjut Alex Denni mengungkapkan, di era perubahan yang sangat cepat saat ini, yang dibutuhkan adalah growth mindset. Hal itu menurutnya hanya bisa tumbuh dan berkembang jika dengan learning, research & innovation.
"Apa yang kita lakukan hari ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk memastikan sustainability terjaga. Innovate or die, kalau tidak melakukan inovasi maka bersiaplah menunggu waktu untuk dikubur. Semoga sinergi antara SIG dan Semen Baturaja ini membuat nilai tambah yang signifikan untuk kedua perusahaan dan Indonesia," jelasnya.(bud/sgg)