Sebagai langkah melestarikan budaya lokal, Pemkab Bojonegoro memindahkan tanah makam leluhur masyarakat Samin, yakni Samin Surosentiko dari Sawahlunto, Sumatera Barat ke Bojonegoro. Dalam rangkaian proses pemindahan, Selasa (20/2/2024) digelar kegiatan serahterima tanah makam Mbah Samin Surosentiko, dari Pj Bupati Bojonegoro kepada ahli waris Samin Surosentiko. Pemindahan tanah makam ini diharapkan bisa menjadi aset budaya local yang terus dilestarikan.
Dalam kegiatan serahterima tanah makam yang digelar di halaman Pendopo Pemkab Bojonegoro, Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto didampingi oleh Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah. Pj Bupati menyerahkan secara langsung tanah makam Mbah Samin Surosentiko kepada ahli waris dengan disaksikan oleh karyawan dan karyawati Pemkab Bojonegoro.
Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa pemindahan tanah makam ini sangat baik bagi warga Bojonegoro. Proses pemindahan ini tidaklah mudah, karena proses menuju tempat makam tersebut tidak mudah. Tim harus melewati akses yang sulit, jalanan terjal, menaiki bukit dan harus berpegangan akar pepohonan.
“Tentunya pemindahan tanah makam Mbah Samin Surosentiko tidak hanya dinilai dari segi spiritual saja, namun ada banyak nilai yang dapat kita ambil,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pj Bupati Adriyanto mengungkapkan bahwa dari Mbah Samin Surosentiko, dapat diambil nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pemindahan tanah makam Mbah Samin Surosentiko ke Kabupaten Bojonegoro dapat memperkaya budaya Bojonegoro.
“Kedepan, khususnya bagi Dinas Kebudayaan dan Parisiwata untuk terus mengembangkan dan mendukung bahwa budaya Samin ini menjadi salah satu budaya yang dapat dilestarikan dan dapat menarik wisatawan luar,” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah menuturkan, bahwa Pemkab Bojonegoro sudah lama hendak memindahkan tanah makam Mbah Samin Surosentiko. Pada awal 2015, tim Pemkab Bojonegoro telah melakukan kunjungan kerja ke Pemkot Sawahlunto Sumatra Barat.
Pada kunjungan saat itu lanjut Nurul mengatakan, tim yang terdiri dari Setyo Yuliono Asisten II Setda, Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP), Kepala Kesbangpol, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta didampingi oleh Bapak Bambang dari keluarga almarhum Bapak Hardjo Kardi yang merupakan penerus ajaran Samin di Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro.
Dalam lawatan tersebut, permohonan diterima langsung oleh Wali Kota Sawahlunto dan DPRD Sawahlunto.
“Pada saat itu jawaban yang diberikan yaitu untuk dipertimbangkan”, ucapnya.
Lebih lanjut, Sekda Nurul Azizah menjelaskan bahwa tahun 2024, tepatnya tanggal 17 Februari 2024, Pemkab Bojonegoro mendapat persetujuan penuh untuk mengambil dan menggali makam Mbah Samin Surosentiko yang ada di Sawahlunto.
Perlu diketahui Mbah Samin Surosentiko lahir pada tahun 1859 di Blora (Jawa Tengah) dan meninggal pada tahun 1914 di Sawahlunto, Sumatra Barat. Dalam perjalanan hidupnya Mbah Samin Surosentiko telah mengajarkan petuah luhur yaitu perilaku jujur, sabar, trokal (semangat tidak pantang menyerah) dan nerimo (menerima).
Mbah Samin sendiri mempunyai pengikut cukup banyak, di antaranya di Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro yang dipimpin Mbah Hardjo Kardi. “Sesuai dengan pesan Mbah Harjo Kardi bahwa harus ada leluhur yang dikembalikan kesana,” jelasnya.(red)