Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2024 di Bojonegoro, Wujud Kebersamaan dalam Akulturasi Budaya

Senin, 26 Februari 2024 | 21.48.00 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-26T14:50:01Z
Bojonegoro, metropantura.com

Perayaan tahun baru Imlek dan Cap Go Meh 2024 di Kabupaten Bojonegoro berlangsung semarak. Perayaan yang dikemas dalam acara Gemerlap Thamrin, yang diselenggaran di Jl MH. Thamrin Bojonegoro Sabtu (24/02/2024) malam, menambah suasana makin meriah. Dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto berharap daerah makin kaya budaya dan ekonomi kerakyatan semakin tumbuh berkembang.  

Selain Pj Bupati Adriyanto, hadir Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah, jajaran Forkopimda, Kemenag, Staf ahli, Asisten Setda Bojonegoro, Camat, kepala OPD, Kepala Desa Kecamatan Bojonegoro, TTID Hok sie Bio (yayasan harapan sinar bahagia), PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa), PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia), serta peserta tamu undangan lainnya.

Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menyampaikan bahwa banyak budaya yang mengalami akulturasi dengan budaya lain, diantaranya budaya dari Tiongkok. Di Kabupaten Bojonegoro, banyak budaya yang harus dijaga bersama-sama. "Contohnya dengan menjaga bangunan-bangunan bersejarah peninggalan zaman dulu," ujarnya.

Tak lupa, Pj Bupati juga menyampaikan ucapan selamat kepada masyarakat yang merayakan Hari Imlek dan Cap Go Meh tahun 2024. Ia berharap dengan adanya event malam ini, kekayaan budaya di Bojonegoro semakin bertambah dan semakin aktif dan muncul gerakan ekonomi lainnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro Budiyanto mengatakan bahwa tujuan Gemerlap Thamrin tahun 2024 untuk memfasilitasi masyarakat yang merayakan Imlek dan Cap Go Meh. Untuk itu, pemerintah hadir dalam perayaan tersebut untuk dapat dinikmati setiap orang. Gemerlap Thamrin juga bertujuan untuk memperkuat spirit kebangsaan dan ikut serta melestarikan tradisi dan budaya akulturasi Tionghoa Jawa khususnya, dan Tionghoa Nusantara pada umumnya.

"Kita ketahui banyak budaya hasil akulturasi, diantaranya barongsai dan leang leong hingga kuliner yakni lontong Cap Go Meh," ucapnya.

Selain itu, Budiyanto menambahkan dalam Gemerap Thamrin ini menjadikan event seni budaya sebagai penggerak ekonomi berbasis kerakyatan. Yakni dengan digelarnya pameran ekonomi kreatif, bazar produk UMKM, dan kuliner.

"Juga ada pagelaran barongsai dan leang leong, parade payung dan lampion. Juga parade reog dan jaranan," imbuhnya.

Sementara itu, perwakilan TTID, PSMTI dan PITI, Hadi Sugianto menuturkan event ini menjadi suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri. Sehingga masyarakat bisa merasakan kebersamaan, guyub, kerukunan beragama yang menyatu dalam tali persaudaraan yang kuat. “Ini sesuai semboyan lambang negara Bhinneka Tunggal Ika walaupun berbeda-beda tetap satu juga,” pungkasnya.(red)
×
Berita Terbaru Update