Penanganan dampak gempa bumi Bawean hari Jum'at lalu terus mendapatkan perhatian Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Orang nomor satu di Kabupaten Gresik tersebut datang di Pulau Bawean hari Sabtu, atau sehari pasca gempa berskala 6.5 SR mengguncang.
"Kemarin kita sudah lakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait disana mulai dari kepala desa, camat, kepala rumah sakit dan Puskesmas, hingga kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bawean. Tujuannya adalah untuk melakukan asesmen kerusakan yang terjadi sekaligus memastikan dilakukannya _trauma healing_ dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat," ujar Bupati Yani disela-sela pemberangkatan bantuan Gempa Bawean, Senin (25/03).
Hal ini cukup beralasan lantaran hingga saat ini masyarakat Bawean masih banyak yang bertahan di tenda-tenda darurat. Mereka mengaku masih takut untuk kembali ke rumah masing-masing lantaran takut akan adanya gempa susulan.
"Kami khawatir kesehatan masyarakat kita yang ada di tenda-tenda. Karenanya perlu adanya kesiapsiagaan rumah sakit dan Puskesmas untuk memperisiapkan bilamana ada warga yang mengalami gangguan kesehatan. Saya juga sudah menginstruksikan dinas terkait, untuk memberikan _trauma healing_ guna mengurangi trauma atau kekhawatiran masyarakat," terangnya.
Selain itu, yang tidak kalah penting menurut Bupati Yani adalah memastikan informasi yang beredar di masyarakat adalah informasi yang valid dan berasal dari sumber yang terpercaya.
Hal ini menjadi penting lantaran adanya berbagai informasi hoax yang beredar membuat ketakutan tersendiri bagi masyarakat Bawean.
"Kita harus pastikan berita hoax tidak beredar dan membuat masyarakat takut. Kemarin sempat beredar video pendek gempa yang terjadi di daerah lain, di narasikan seolah-olah terjadi di Bawean, ini yang harus kita perhatikan bersama," sambungnya.
Sebagai diketahui, telah terjadi gempa bumi dengan Episenter gempa terletak pada koordinat 5,79° LS ; 112,32° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 126 Km arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 10 Km. Berdasarkan Nomenklatur dari BMKG, gempa bumi ini dinamakan Gempa Bawean lantaran lokasi episenter gempa yang berada dekat dengan Pulau Bawean.
Tercatat sebanyak 229 kali gempa dengan magnitudo terbesar 6.5 SR. Namun, sebagaimana rilis resmi BMKG, gempa bawean ini tidak mengakibatkan gelombang tsunami. Hingga berita dirilis, kerusakan bangunan dari rusak ringan hingga berat tercatat hampir di semua desa pada dua kecamatan di Bawean.
Gempa Bawean juga mengakibatkan 7 orang korban luka dan korban jiwa nihil. Sebagai tindak lanjut, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi selama 21 hari, mulai 22 Maret 2024 hingga 11 April 2024. Pemerintah Kabupaten Gresik juga terus mengirimkan bantuan untuk masyarakat Bawean.(sgg).